Mother in Law Continues to Come by Unannounced to Make Me Mad Because She Knows I Don t Like It
9 Masalah Umum Seputar Mertua dan Kiat Menghadapinya
Tambahkan ke Board
Tak sedikit anggapan bahwa menikahi seseorang berarti menikahi keluarganya pula. Maka, memasuki tahun-tahun pertama pernikahan Anda tak hanya harus beradaptasi dengan kehidupan baru dengan pasangan, namun juga menyesuaikan diri dan membangun hubungan baik dengan anggota keluarganya yang lain, terutama orang tuanya yang kini telah menjadi mertua Anda. Namun bagaiman jika Anda justru mengalami permasalahan dalam menjalin kedekatan dengan salah satu atau kedua mertua Anda? Jangan menyerah dulu, karena hari ini kami akan membantu mengidentifikasi jenis masalah dengan mertua yang mungkin sedang Anda hadapi serta berbagi tip dalam mengatasinya dengan cara yang sehat dan positif. Harapan kami, Anda dapat segera menemukan solusi untuk menyiasati sebuah hubungan yang problematik dengan mertua Anda.
Masalah #1: Mertua saya terlalu mengontrol
Apakah justru ibu mertua Anda yang memegang kendali dalam rumah tangga Anda dan suami? Apakah beliau seringkali memerintahkan Anda melakukan atau tidak melakukan sesuatu, menentukan di mana Anda harus tinggal, mengatur bagaimana cara mengasuh anak, hingga kerap marah jika instruksinya tidak dipatuhi? Jika iya, maka Anda menghadapi sebuah kasus klasik berupa mertua yang terlalu mengontrol. Akan lebih mudah jika Anda dan pasangan memiliki pandangan yang sama tentang cara menghadapi sosok mertua yang otoriter, namun jika ia justru bersikap selayaknya seorang anak penurut dan merasa bersalah jika tidak mengikuti perintah sang ibu maka sebagai istri Anda harus segera mencari jalan keluar sebelum masalah ini kian menimbulkan stres dan tekanan ke dalam hubungan pernikahan Anda.
Untuk menyiasati sebuah perebutan kekuasaan seperti dalam kasus ini, cobalah untuk menggali lebih dalam akar permasalahannya. Apakah mertua Anda bersikap mengontrol karena takut kehilangan dominasinya terhadap anaknya yang kini telah menikah? Cari tahu juga mengapa suami Anda tampak begitu tak berdaya di hadapan orang tuanya? Apakah ini merupakan sebuah kebiasaan dari masa kecilnya? Saat Anda telah menemukan alasan di balik perilaku ini, diskusikan dengan suami dan bantu ia untuk memahami bahwa Anda berdualah yang seharusnya mengendalikan biduk rumah tangga ini bersama-sama. Bersikaplah kompak dengan pasangan di hadapan mertua, serta tak perlu selalu meminta persetujuannya dalam membuat setiap keputusan, dengan demikian diharapkan mertua Anda akan mengerti siapa yang memegang kendali dalam pernikahan ini.
Masalah #2: Mertua saya judes dan tidak bersahabat
Tentunya Anda ingin menganggap ayah dan ibu mertua sebagai sosok orang tua kedua dalam hidup Anda, namun keinginan ini akan sulit terwujud jika ternyata mereka tidak bersikap ramah dan terbuka saat menyambut Anda ke dalam keluarga mereka. Mereka mungkin justru memberikan kesan dingin, cuek, bahkan judes kepada Anda. Tak jarang ada pula mertua yang tak segan menunjukkan ketidaksukaan mereka terhadap sang menantu dengan melontarkan kalimat-kalimat yang menyakitan, misalnya membandingkannya dengan mantan kekasih anaknya atau menjelek-jelekkan si menantu di depan anggota keluarga yang lain. Jadi, apa yang harus dilakukan jika Anda mengalami hal ini?
Pertama-tama, beri tahu suami bahwa perbuatan atau perkataan orang tuanya kerap menyakiti perasaan dan membuat Anda tidak nyaman. Minta ia untuk lebih berperan dalam meminta orang tuanya agar bersikap lebih ramah atau membela Anda. Tak ada salahnya juga jika Anda ingin membela diri dan bertanya langsung tentang alasan di balik perlakuan yang tidak mengenakkan ini. Tapi ingat untuk menjaga amarah dan perkataan Anda, jangan sampai Anda hilang kendali dan melontarkan ucapan-ucapan yang akan Anda sesali. Cukup sampaikan bahwa Anda merasa keberatan dengan sikap negatif yang mereka berikan selama ini dan minta mereka untuk menghargai status baru Anda sebagai pasangan hidup dari anak mereka (ingatlah untuk tegas, namun tetap sopan!). Cobalah juga untuk menemukan persamaan dalam dirinya agar Anda dan mertua dapat mengenal pribadi masing-masing lebih dekat, tak kenal maka tak sayang, bukan? Jika masalah yang sama terus-menerus muncul meski Anda sudah berusaha mengatasinya, lebih baik Anda memiliki area personal agar tak perlu berinteraksi dengan mertua setiap hari. Anda memang tetap harus menghormatinya sebagai orang tua, namun tak perlu memaksakan diri untuk dapat akrab dengan mertua jika kenyataannya Anda kesulitan untuk menjalin hubungan baik dengan mereka.
Masalah #3: Mertua saya (masih!) memperlakukan suami seperti anak kecil
Bagi sebagian besar orang tua, buah hati mereka akan selalu menjadi bayi kecil kesayangan walau sebenarnya mereka telah tumbuh dewasa sekalipun. Adalah hal yang manis melihat bagaimana ibu mertua Anda begitu semangat memasak makanan kesukaan suami saat Anda berdua berkunjung atau ayah mertua yang masih rutin mengajak sang anak lelaki pergi memancing atau berkemah sesuai tradisi sejak ia kecil. Namun, jika perlakuan mereka justru terlalu berlebihan tentu akan menjadi sumber masalah yang tidak dapat dianggap enteng. Misalnya, mertua bersikap terlalu khawatir saat suami terserang flu, mengirimkan terlalu banyak makanan ke rumah, atau tidak memercayai Anda dan suami dalam membuat berbagai keputusan besar.
Selama apa yang mertua Anda lakukan masih dalam batas wajar dan tidak memengaruhi hubungan pernikahan Anda, cukup pahami bahwa setiap orang tua memiliki cara tersendiri, yang mungkin juga terlihat unik, untuk menunjukkan rasa cinta pada anak-anaknya. Tapi jika ekspresi cinta tersebut berubah menjadi suatu hal yang menjengkelkan untuk Anda, segera beri batasan. Mungkin terdengar kejam, namun penting sekali untuk keharmonisan rumah tangga Anda. Sampaikan rasa terima kasih untuk semua bantuan dan saran yang mereka berikan, lalu berikan pengertian bahwa Anda dan suami sudah cukup dewasa dan sedang mencari cara agar dapat tumbuh menjadi pasangan suami-istri yang mandiri dan tidak merepotkan orang sekitar.
Masalah #4: Mertua terlalu ikut campur dalam urusan rumah tangga saya
Mertua Anda masuk ke dalam golongan mertua yang terlalu ikut campur dalam urusan rumah tangga jika beliau selalu ingin tahu apa yang Anda dan suami pertengkarkan, atau jika selalu mengharapkan Anda dan suami berkonsultasi terlebih dahulu dengannya sebelum membuat keputusan seputar karier, anak-anak, atau tempat tinggal. Memiliki sebuah support system yang solid memang merupakan sebuah hal yang positif, namun lain halnya jika cenderung mengarah ke menghalangi, mencampuri, hingga memperkeruh isu-isu pribadi yang bukan menjadi urusan orang lain selain Anda dan suami.
Lantas Anda pun berpikir, apa yang harus Anda lakukan? Saran kami, sebaiknya Anda dan suami selalu menjaga isu personal dan rahasia rumah tangga agar tidak diketahui oleh orang lain, termasuk orang tua jika Anda memang tidak menginginkan campur tangan mereka. Jangan bertengkar atau membeberkan masalah pernikahan Anda di depan mereka. Jangan pula mengadu pada orang tua soal sifat atau kebiasaan buruk pasangan. Simpan dan berusahalah untuk mengatasi masalah-masalah tersebut sendiri. Jika mertua juga kerap menghujani Anda dengan berbagai saran dan nasihat (yang tidak Anda minta atau sebenarnya sudah diketahui), iyakan saja dan ucapkan terima kasih, karena membantahnya tidak akan membuat keadaan lebih baik. Pada akhirnya semua keputusan besar haruslah Anda buat bersama dengan pasangan.
Masalah #5: Mertua selalu mengkritik semua perbuatan saya
Semua orang tua pasti mengharapkan yang terbaik untuk anaknya, termasuk dalam urusan mencari pasangan hidup. Namun sebenarnya tidak ada menantu atau mertua yang sempurna dan membuat kesalahan adalah hal yang manusiawi, apalagi di periode awal masa-masa adaptasi saat baru memasuki jenjang pernikahan. Bayangkan betapa stresnya kita jika ada seseorang yang mengawasi setiap langkah kita, untuk kemudian dihakimi dan dikritik, terlebih karena ia merasa kita tidak memenuhi ekspektasinya. Ini juga merupakan salah satu ciri-ciri mertua yang menyeramkan, di mana Anda merasa selalu salah di matanya. Jika Anda mengejar karier, beliau akan menganggap Anda tidak mengutamakan keluarga. Namun saat Anda memutuskan untuk tinggal di rumah, ia justru mencap Anda malas. Ada pula yang menuntut Anda untuk segera memiliki anak dan mengecam keputusan Anda dan suami untuk menunda kehamilan. Tak hanya sampai di situ, saat akhirnya Anda memiliki anak, mertua tipe ini akan selalu mengkritik gaya pengasuhan Anda yang tidak sesuai dengan pemikirannya.
Meski Anda ingin sekali mengungkapkan kekesalan atau amarah, lebih baik hadapi secara diplomatis. Jangan terlalu memasukkan semua kritik dan perkataannyaa ke dalam hati dan jadikan pasangan sebagai sekutu Anda. Dengan begitu, ia dapat membantu Anda membangun kredibilitas di mata mertua dengan mengatakan bahwa semua keputusan yang dibuat dalam pernikahan ini telah didiskusikan bersama, sehingga tidak adil jika mertua hanya menyalahkan Anda. Coba untuk mengatakan, "Terima kasih untuk masukannya, tapi sepertinya cara ini lebih cocok untuk saya", atau "Saya menghargai opini Anda, tapi saya lebih ingin melakukannya dengan metode ini". Sama juga dengan saran kami di masalah-masalah serupa di atas, Anda tidak perlu terlalu memikirkan apa kata orang atau mengharapkan persetujuan orang lain tentang hal-hal yang Anda lakukan. Kerjakan hal-hal positif yang menurut Anda adalah yang terbaik untuk keluarga, dan semoga saja mertua akan melihat niat baik Anda di balik setiap keputusan yang diambil.
Masalah #6: Mertua terlalu bergantung pada pasangan saya
Lain halnya dengan masalah #3 di mana mertua kerap memperlakukan pasangan seperti anak kecil, dalam kasus ini merekalah yang bersikap seperti anak-anak. Mereka seakan takut kehilangan perhatian dari sang anak yang kini telah memiliki sosok pendamping baru, sehingga mereka pun bersikap manja, menuntut, atau bergantung padanya, bahkan sampai ke tahap bersaing untuk perhatiannya dengan sang menantu. Perhatikan saja, jika mereka kerap menelepon pasangan Anda berkali-kali dalam sehari, meminta bantuan untuk hal-hal sepele, meminta untuk ikut ke mana pun Anda berdua pergi bahkan saat Anda ingin melakukan liburan romantis sekalipun, atau mengatakan bahwa sejak menikah anaknya tak lagi sayang pada dirinya, maka berarti Anda sedang mengalami masalah mertua yang satu ini.
Atasi problem ini secara hati-hati dan penuh empati, karena sebagai orang tua kedua mertua Anda tetap harus selalu diberi perhatian dan cinta. Jika tampaknya mereka takut akan ditinggalkan sendiri oleh anaknya yang telah beranjak mandiri atau sekadar kesepian di rumah, pastikan mereka tahu bahwa Anda dan pasangan akan selalu ada untuk mereka. Jangan lantas membenci mereka karena hal ini. Untuk itu Anda harus selalu bersikap terbuka dan melibatkan mereka dalam aktivitas-aktivitas keluarga, seperti ulang tahun atau hari raya. Dengan demikian, mereka akan merasa tenang dan tidak lagi takut akan kehilangan anak mereka, serta merasa senang karena mendapatkan satu lagi sosok anak yang dapat mereka cintai.
Masalah #7: Mertua tidak menghargai privasi saya
Apakah Anda mengalami kesulitan dengan mertua yang gemar datang ke rumah tanpa memberi tahu terlebih dahulu, menguping pembicaraan Anda, atau bahkan dengan cuek mengintip isi surat atau pesan yang bersifat personal dan rahasia? Meski Anda tinggal satu atap dengan mertua sekalipun, bukan berarti mereka dapat keluar masuk ke wilayah teritori Anda tanpa memikirkan privasi Anda. Menjadi keluarga yang akrab dan transparan memang ideal, namun wajar saja jika Anda tidak ingin membagikan semua detail personal dan intim tentang kehidupan rumah tangga pada mertua, atau orang lain yang membuat Anda tidak nyaman.
Begitu Anda sadar bahwa mertua tidak bersikap sensitif terhadap kebutuhan Anda akan sebuah privasi, Anda dan pasangan harus segera bekerja sama dalam membuat sebuah batasan dan strategi untuk menghentikan kebiasaan buruk ini. Pertama, ingatlah untuk tidak terlalu mengumbar masalah dan urusan pribadi Anda dengan mertua. Mereka tidak perlu tahu bahwa Anda dan suami sering bertengkar karena hal-hal kecil, seperti pasangan suami-istri pada umumnya. Kedua, buat sebuah area aman untuk Anda dan suami, di mana Anda dapat melakukan berbagai hal tanpa harus takut terganggu oleh pihak luar. Anda juga dapat meminta mertua untuk menghubungi Anda sebelum mengunjungi rumah atau semudah mengunci pintu atau laci untuk menyimpan benda-benda pribadi Anda jauh dari jangkauannya. Terakhir, jangan lupa untuk menghormati privasi kedua mertua. Berikan mereka contoh dalam menghargai privasi dengan tidak ikut campur saat mereka sedang berargumen dengan anggota keluarga lain, atau sampaikan rasa keberatan jika mereka meminta Anda untuk membuka isi telepon atau dokumen pribadi mereka.
Masalah #8: Mertua saya terlalu dramatis dan sensitif
Tentu kita pernah melihat sosok mertua yang selalu mendramatisir keadaan di sinetron televisi, tapi siapa sangka bahwa karakter seperti ini juga ada di dunia nyata? Persiapkan mental jika ternyata mertua Anda memiliki kecenderungan untuk bersikap melodramatis, membuat cerita yang berlebihan, atau terlalu mudah tersinggung oleh setiap perkataan Anda.
Ketika dihadapkan dengan situasi yang problematik, yaitu memiliki mertua yang gemar berlaku emosional dan selalu berusaha menjadikan Anda sebagai tokoh yang antagonis, Anda harus pilih-pilih dalam menentukan cara untuk mengatasinya. Jika Anda membalas dengan teriakan yang sama histerikalnya dengan mereka, bisa jadi Anda akan terus menghadapi masalah ini sepanjang pernikahan Anda, karena mereka merasa mendapatkan reaksi yang mereka harapkan. Sebaiknya acuhkan saja atau berikan respon yang jujur saat mertua memulai sebuah drama yang dibuat-buat atau tidak relevan. Tak perlu berkata kasar namun sampaikan perasaan Anda dengan cara yang jelas dan netral. Tak ada gunanya juga berusaha meyakinkan orang lain bahwa jelas-jelas kesalahan ada di pihak mertua, karena terkadang yang terpenting adalah bagaimana menjadi bahagia, bukan menjadi selalu benar. Jadi, demi keharmonisan keluarga, jadilah pihak yang lebih dewasa, coba untuk berkompromi sebisa Anda, dan jangan biarkan sikap negatif mereka memengaruhi pikiran dan pernikahan Anda.
Masalah #9: Mertua berusaha mengadu domba saya dan suami
Ini adalah jenis mertua terburuk karena bukannya bersikap suportif terhadap pernikahan anaknya, namun mereka justru berusah mengadu domba anak dan menantunya agar mereka bertengkar bahkan berpisah. Kami sungguh berharap bahwa tidak ada di antara Anda yang menghadapi masalah ini, tapi kenyataannya ada mertua yang sibuk membuat rencana dan memanipulasi orang sekitarnya untuk mengganggu hubungan pernikahan sang anak. Ada yang kerap meminta sang anak untuk memilih antara ia atau menantunya, yang tentu saja sangatlah tidak adil. Ada pula yang senang menjelek-jelekkan menantunya di hadapan orang tapi selalu bersikap manis di depan anaknya.
Satu nasihat kami untuk pasangan yang mengalami hal ini adalah: Jangan terpancing. Kami harap Anda dan pasangan sudah saling mengenal satu sama lain dengan baik sehingga tidak mudah masuk ke dalam perangkap domestik ini. Lihat polanya, dengarkan kata hati, dan jangan langsung memercayai ucapan mertua, misalnya jika ia berusaha membuat Anda kesal dengan mengungkit hubungan lama pasangan dengan kekasihnya terdahulu. Tetaplah bersikap netral dan jangan langsung naik pitam. Beri tahu pasangan tentang perilaku buruk orang tuanya tapi berhati-hatilah. Mungkin ia tidak selalu ingin mendengar dan memercayai bahwa orang tuanya tega berlaku demikian, jadi lebih baik Anda juga memiliki orang kepercayaan lain yang dapat menjadi tempat curahan hati. Misalnya sahabat, saudara, atau konselor pernikahan. Cari jalan keluar terbaik agar hubungan Anda tidak terpecahkan karena masalah ini dan kelanggengan pernikahan Anda tetap dapat dipertahankan.
Intinya, sama halnya dengan menerima suami apa adanya, Anda juga harus menerima kedua mertua Anda. Kepribadian dan sifat mereka pun mungkin akan sulit untuk diubah. Yang terpenting, Anda telah berusaha maksimal untuk memperbaiki keadaan, mencari solusi, menjalin hubungan baik serta menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Jika semua usaha tetaplah gagal, terimalah keadaan ini dan teruslah berjalan ke depan.
Source: https://www.bridestory.com/blog/9-common-in-laws-problems-and-how-to-handle-it1547200263
0 Response to "Mother in Law Continues to Come by Unannounced to Make Me Mad Because She Knows I Don t Like It"
Post a Comment